Aplikasi Fuzzy Logic Control pada sistem penyaluran air
judul jurnal
Jurnal aslinya bisa didapatkan di sini
PEMBAHASAN KELOMPOK
Didalam jurnal tersebut, diimplementasikan penerapan logika fuzzy pada sistem pengaturan jumlah air pada penyiraman tanaman. Pada makalah tersebut, untuk bagian pendahuluan membahas latar belakang dibuatnya alat tersebut. Untuk bagian kedua merupakan penjelasan tentang konsep dasar dari fuzzy logic. Untuk bagian ketiga adalah sistem dasar dari fuzzy logic. Untuk bagian keempat merupakan pembahasan perancangan dan analisa tentang sistem yang dibuat tersebut. Setelah itu bagian yang kelima membahas sensor-sensor yang dipakai pada sistem tersebut. Bagian yang terakhir adalah kesimpulan dari sistem tersebut
Dari pembahasan sistem pengaturan air tersebut dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem tersebut.
Untuk blok diagram sistem tersebut adalah sebagai berikut:
Pada sistem tersebut terdapat dua buah input, yaitu suhu dan kelembaban. Kedua input tersebut berasal dari sensor suhu dan sensor kelembaban yang mendeteksi suhu udara dan kelembaban tanah. Setelah itu masuk ke ADC sebelum masuk ke mikrokontroler. Pada mikrokontroler diolah menurut logika fuzzy yang kemudian memberikan output ke saklar elektronik yang akan mengendalikan hidup dan matinya pompa. Dengan sistem Fuzzy logic maka keluaran yang dihasilkan akan disesuaikan dengan inputnya. Pengendali fuzzy logic ini akan mengendalikan lamanya waktu nyala bagi pompa untuk menyiram tanaman pada waktu-waktu yang telah dilakukan.
b. Knowledge Base
Pada sistem ini digunakan beberapa rule yang kemungkinan besar akan terjadi pada tanaman yang akan dikendalikan tersebut. Dari fuzzifikasi maka dihasilkan 15 rule atau pernyataan yang mungkin terjadi pada sistem penyiram tanaman otomatis dikelompokkan menjadi sebuah matrik yang disebut sebagai Fuzzy Associative Memory (FAM).
Adapun pembagian dari kedua parameter tersebut diatur sebagai berikut:
- C = Cepat.
- SB = Sebentar.
- AS = Agak Sebentar.
- SD = Sedang.
- ALM = Agak Lumayan.
- LM = Lumayan.
- L = Lama.
Matrik untuk sistem tersebut adalah sebagai berikut :
c. Inferensi
Memory dari rule-rule pernyataan diatas dipergunakan sebagai knowledge base atau basis pengetahuan untuk proses pada blok inferensi. Pada blok inferensi ini, digunakan penalaran MAX–MIN untuk mendapatkan hasil output dalam domain fuzzy
d. Defuzzifikasi
Pada proses defuzzifikasi ini juga terdapat grafik fungsi keanggotaan untuk menentukan batasan dari output fuzzy yang diinginkan
Bagian kelima dari system tersebut adalah sensor-sensor yang ada dalam system tersebut. Untuk sensor suhu menggunakan LM35 yang mempunyai jangkauan 00-1000 C. sedangkan untuk kelembaban tanah Untuk sensor kelembaban tanah menggunakan beberapa komponen-komponen resistor yang dirangkai dan dihubungan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu rangkaian elektronik yang bisa mendeteksi kelembaban air didalam tanah.
Bagian terakhir dari jurnal tersebut adalah kesimpulan dari system tersebut. Beberapa kesimpulan yang diambil adalah sebagai berikut :
• Untuk penerapan sistem kendali fuzzy logic control tidak memerlukan model matematika dan optimum pada kendali non-linier karna keputusan yang dikeluarkan hanya menggunakan logika manusia.
•Variabel linguistik, Derajat keanggotaan dan Fungsi keanggotaan adalah parameter-parameter pembentuk untuk anggota himpunan logika fuzzy.
•Langkah-langkah untuk membuat sistem fuzzy logic control terdiri dari pembentukan:
fuzzifikasi, knowledge base, inferensi dan defuzzifikasi.
•Knowledge base disusun berdasarkan pengalaman seorang operator ahli pada bidangnya.
•Untuk sistem penyiraman yang spesifik dan teliti sesuai dengan karakteristik tanaman yang akan disiram, membutuhkan sensor-sensor masukan yang lebih beragam.
judul jurnal
PENERAPAN FUZZY LOGIC PADA SISTEM PENGATURAN JUMLAH AIR BERDASARKAN SUHU DAN KELEMBABAN
A. Sofwan
Faculty of Industial Technology, Electrical Engineering Department,
National Institute of Science and Techology
Jl. Moh. Kahfi II, Jagakarsa, Jakarta 12640
E-mail: mtm-istn@indo.net.id
A. Sofwan
Faculty of Industial Technology, Electrical Engineering Department,
National Institute of Science and Techology
Jl. Moh. Kahfi II, Jagakarsa, Jakarta 12640
E-mail: mtm-istn@indo.net.id
Jurnal aslinya bisa didapatkan di sini
PEMBAHASAN KELOMPOK
Didalam jurnal tersebut, diimplementasikan penerapan logika fuzzy pada sistem pengaturan jumlah air pada penyiraman tanaman. Pada makalah tersebut, untuk bagian pendahuluan membahas latar belakang dibuatnya alat tersebut. Untuk bagian kedua merupakan penjelasan tentang konsep dasar dari fuzzy logic. Untuk bagian ketiga adalah sistem dasar dari fuzzy logic. Untuk bagian keempat merupakan pembahasan perancangan dan analisa tentang sistem yang dibuat tersebut. Setelah itu bagian yang kelima membahas sensor-sensor yang dipakai pada sistem tersebut. Bagian yang terakhir adalah kesimpulan dari sistem tersebut
Dari pembahasan sistem pengaturan air tersebut dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem tersebut.
Untuk blok diagram sistem tersebut adalah sebagai berikut:
Pada sistem tersebut terdapat dua buah input, yaitu suhu dan kelembaban. Kedua input tersebut berasal dari sensor suhu dan sensor kelembaban yang mendeteksi suhu udara dan kelembaban tanah. Setelah itu masuk ke ADC sebelum masuk ke mikrokontroler. Pada mikrokontroler diolah menurut logika fuzzy yang kemudian memberikan output ke saklar elektronik yang akan mengendalikan hidup dan matinya pompa. Dengan sistem Fuzzy logic maka keluaran yang dihasilkan akan disesuaikan dengan inputnya. Pengendali fuzzy logic ini akan mengendalikan lamanya waktu nyala bagi pompa untuk menyiram tanaman pada waktu-waktu yang telah dilakukan.
b. Knowledge Base
Pada sistem ini digunakan beberapa rule yang kemungkinan besar akan terjadi pada tanaman yang akan dikendalikan tersebut. Dari fuzzifikasi maka dihasilkan 15 rule atau pernyataan yang mungkin terjadi pada sistem penyiram tanaman otomatis dikelompokkan menjadi sebuah matrik yang disebut sebagai Fuzzy Associative Memory (FAM).
Adapun pembagian dari kedua parameter tersebut diatur sebagai berikut:
- C = Cepat.
- SB = Sebentar.
- AS = Agak Sebentar.
- SD = Sedang.
- ALM = Agak Lumayan.
- LM = Lumayan.
- L = Lama.
Matrik untuk sistem tersebut adalah sebagai berikut :
c. Inferensi
Memory dari rule-rule pernyataan diatas dipergunakan sebagai knowledge base atau basis pengetahuan untuk proses pada blok inferensi. Pada blok inferensi ini, digunakan penalaran MAX–MIN untuk mendapatkan hasil output dalam domain fuzzy
d. Defuzzifikasi
Pada proses defuzzifikasi ini juga terdapat grafik fungsi keanggotaan untuk menentukan batasan dari output fuzzy yang diinginkan
Bagian kelima dari system tersebut adalah sensor-sensor yang ada dalam system tersebut. Untuk sensor suhu menggunakan LM35 yang mempunyai jangkauan 00-1000 C. sedangkan untuk kelembaban tanah Untuk sensor kelembaban tanah menggunakan beberapa komponen-komponen resistor yang dirangkai dan dihubungan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu rangkaian elektronik yang bisa mendeteksi kelembaban air didalam tanah.
Bagian terakhir dari jurnal tersebut adalah kesimpulan dari system tersebut. Beberapa kesimpulan yang diambil adalah sebagai berikut :
• Untuk penerapan sistem kendali fuzzy logic control tidak memerlukan model matematika dan optimum pada kendali non-linier karna keputusan yang dikeluarkan hanya menggunakan logika manusia.
•Variabel linguistik, Derajat keanggotaan dan Fungsi keanggotaan adalah parameter-parameter pembentuk untuk anggota himpunan logika fuzzy.
•Langkah-langkah untuk membuat sistem fuzzy logic control terdiri dari pembentukan:
fuzzifikasi, knowledge base, inferensi dan defuzzifikasi.
•Knowledge base disusun berdasarkan pengalaman seorang operator ahli pada bidangnya.
•Untuk sistem penyiraman yang spesifik dan teliti sesuai dengan karakteristik tanaman yang akan disiram, membutuhkan sensor-sensor masukan yang lebih beragam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Isi Komentarnya Ya